Pengantar Ilmu Sejarah

Tinggalkan komentar


“Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya.”


“Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan di sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah  itu perlu.”

Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan.

Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Ilmu Sejarah juga disebut sebagai Ilmu Tarikh atau Ilmu Babad.

Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian  dari Ilmu Budaya (Humaniora). Akan tetapi, di saat sekarang ini, Sejarah lebih sering dikategorikan sebagai Ilmu Sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis.

Ilmu Sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti kronologi, historiograf, genealogi, paleografi, dan kliometrik. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah disebut sejarawan.

Pertanyaannya adalah: mengapa manusia mempelajari sejarah? Untuk menjawab pertanyaan itu ada baiknya bila kita lihat buku-buku yang mengajarkan sejarah di SD, SMP dan SMU. Lihat sejarah DI-NII di sana! Di buku-buku itu ada kepentingan Republik Indonesia Serikat!

Sejarah sangat identik dengan identitas. Sepanjang sejarahnya manusia selalu mencari tahu tentang siapa dirinya? Karena sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mempunyai identitas tentang siapa dirinya. Identitas itu penting karena berkaitan dengan alasan seorang manusia hidup di dunia ini. Secara umum manusia mencari identitas tentang dirinya pada sejarah.

Perhatikan peristiwa di sekitar seorang anak kecil. Seorang anak kecil ketika ditanya identitasnya, setelah diketahui namanya, si penanya biasanya kemudian menanyakan nama orang tuanya. Semakin dewasa seorang anak kecil, maka dia akan semakin berpikir tentang dirinya, dimulai dengan mengetahui asal-usul dia. Keturunan siapakah dia? Dari keluarga macam apakah dia berasal? Dan seterusnya. Ketika seorang manusia mengumpulkan data tentang dirinya, maka sebenarnya dia sedang mempelajari apa yang terjadi di masa lampau.

Percaya atau tidak, manusia sesungguhnya bergerak atau bertindak karena identitasnya. Seorang polisi tidak akan bertindak sebagai polisi bila ia tidak tahu dirinya adalah seorang polisi. Seorang polisi yang sedang mabuk berat, pasti tidak akan sempat mengingat kalau dirinya adalah penegak hukum, maka wajar kalau ia bisa bertindak seperti penjahat pada saat seperti itu.

Inilah yang kemudian disebut sebagai “kesadaran.”

Pentingnya kesadaran dan kesadaran sejarah

Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan  Tuhan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu hal yang unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya.

Kesadaran profetik merupakan suatu kesadaran yang dimiliki oleh agama dalam rangka melakukan transformasi sosial pada satu tujuan tertentu berdasarkan etika tertentu pula. Sebagaimana kesadaran dalam Islam merupakan suatu bentuk kesadaran yang dimiliki manusia dari Tuhan untuk menentukan dan merubah sejarah, bukan manusia yang ditentukan oleh sejarah. Islam memandang kesadaran manusia merupakan kesadaran immaterial menentukan material, dengan  maksud bahwa iman sebagai basis kesadaran menentukan lingkungan sekitar manusia. Kesadaran dalam Islam merupakan bersifat independen tidak dipengaruhi oleh struktur, basis sosial dan kondisi material. Yang menentukan kesadaran bukanlah individu, seperti dalam teori kesadaran kritis. Teori kesadaran Islam menjadikan individu bersikap aktif dalam menentukan jalannya sejarah. Kesadaran kritis yang ditentukan oleh individu dapat terjatuh dalam pahan eksistensialisme dan iondividualism. Sedangkan kesadaran profetis, bahwa yang menentukan bentuk kesadaran adalah Tuhan, dan ketentuan kesadaran ini untuk menebarkan asma atau nama Tuhan didunia sehingga  rahmat diperoleh manusia, dan bentuk kesadaran ini merupakan kesadaran Ilahiah untuk merubah sejarah. Kesadaran yang dimiliki oleh Islam merupakan kesadaran Ilahiah dan menjadi ruh untuk melakukan transformasi.

Kesadaran merupakan konsep yang dimiliki oleh manusia dalam menghadapi realitas sosial yang terjadi di sekitarya. Kesadaran yang dilakukan oleh manusia merupakan gerak yang berkelanjutan dan kontinyu dalam rangka merespon realitas sosial.  Kesadaran merupakan sesuatu yang membedakan manusia dengan mahluk yang lain, dikarenakan  dengan kesadaran yang dimiliki gerak yang dilakukan tanpa paksaan, tetapi  berdasarkan kemaunan dan keinginannya. Menurut Marxisme kesadaran ditentukan oleh lingkungan sekitar manusia. Jadi dalam pandangan ini  lingkungan lama menentukan lingkungan yang akan diwujudkan. Manusia bergerak dan melakukan apa saja dikarenakan struktur yang berada di luar diri manusia, dan berdasarkan tekanan dari luar, bukan dari dasar pikiran manusia. Bentuk kesadaran yang dimiliki oleh Marxisme ini menjadikan jalannya sejarah yang terjadi merupakan proses materialism. Marx juga mengakui dalam tesisnya bahwa sejarah bergerak dikarenakan kebutuhan materi yang ada dalam diri manusia, sehingga lebih dikenal dengan materialisme dialektik atau materialisme historis.

Hal  ini sangat lain halnya bila dibandingkan dengan konsep kesadaran yang dimiliki oleh  Islam. Kesadaran dalam Islam merupkan ketentuan dari Tuhan. Dari sini, bahwa kesadaran menentukan lingkungan, maka ia bersifat  independen bukan didasarkan pada individu mapun lingkungan yang mengitarinya. Jika kesadaran ditentukan oleh individu maka yang terjadi proses individualism, eksistensialism, liberalism, dan capitalism. Kesadaran yang diinginkan  oleh Islam merupakan pemberian dari Tuhan yakni iman yang dapat membuat atau menentukan struktur sosial, budaya dan kondisi material yang terjadi  dalam masyarakat. Kesadaran yang ditentukan Tuhan ini menjadikan bentuk  kesadaran yang timbul merupakan kesadaran Ilahiah dan bagaimana nilai-nilai Ilahiah ini  agar tertanam dalam bumi agar tercipta khoirul ummah. Kesadaran Ilahiah ini yang membuat konsep kesadaran bagai ikatan, baik secara individu atapun kolektif. Secara otomatis konsep ini menghilangkan konsep kesadaran yang didasarkan pada individu dan juga bentuk kesadaran yang bercorak sekulerisme. Kesadaran ini bercorak intergralistik, dikarenakan manusia sebagai penerima bentuk kesadaran dari Tuhan dan dalam segala aktivitasnya akan diserahkan kembali kepada Tuhan.

Kesadaran Ilahiah merupakan konsep ikatan menghadapi realitas sosial yang terjadi, dengan kesadaran ini, maka cara pandang ikatan berangkat dari teks ke konteks, bukannya dari konteks ke teks.

Kesadaran sejarah merupakan tindak lanjut dari konsep kesadaran Ilahiah, yang dalam  praksisnya melakukan aktivisme sejarah. Kesadaran sejarah ini, dapat juga dilihat dari ajaran agama Islam bahwa Islam merupakan agama amal. Oleh karena itu, dalam ajarannya Islam melarang konsep tentang selibat (tidak kawin),  uzlah (mengasingkan diri) dan kerahiban. Bentuk-bentuk ajaran tersebut tidak diperkenankan dalam Islam dikarenakan tidak sesuai dengan fitrah yang telah dimiliki oleh manusia, untuk menentukan jalannya sejarah dan membuat sejarah yang lebih humanis. Kesadaran profetis dan diaktualisasikan dalam bentuk kesadaran sejarah ini merupakan upaya dalam mewujudkan khoirul ummah. Upaya perwujudan khoirul ummah yang telah diidealkan oleh ikatan dengan melakukan aktivisme sejarah dan kerja keras ikatan baik secara kolektif ataupun secara individual. Bentuk kesadaran sejarahpun dalam Islam dapat dilihat misalkan dalam doanya yang menginginkan kebahagian dalam dunia dan juga akherat. Kebahagian dalam Islam ini dalam dua dimensi dalam dunia dan dalam ukhrawi.  Kebahagiaan dalam dunia diwujudkan dengan kesadaran sejarah upaya mewujudkan khoirul ummah sebagai jalan mendekarkan manusia dengan Pencipta. Kesadaran sejarah  yang dimiliki oleh ikatan menjadikan suatu bentuk yang aktif ikatan, dan  segala yang dilakukan oleh ikatan merupakan sarana ibadah kepada Tuhan dengan mewujudkan impian yang telah dimiliki oleh ikatan. Kesadaran ini menjadikan ikatan  dan individu melakukan transformasi dan perubahan agar realitas menuju atau  mengarah kepada yang diimpikan dalam rangka ibadah kepada Tuhan.

E-paper

Tinggalkan komentar


Dengan semakin murahnya koneksi internet, informasi menjadi sangat mudah didapat. Bahkan media elektronik seperti Televisi kadang kalah cepat dalam memberitakan suatu peristiwa yang penting. Selain itu, sumber berita dari internet juga bisa dikatakan tidak terbatas. Hanya kadang kita perlu menyaring, berita dari sumber mana yang dapat kita percaya.

Lalu bagaimana dengan media cetak? Apakah dengan hadirnya internet semakin mengurangi jumlah oplah harian media ini? Pengaruh itu pasti ada, tapi dibalik itu, media cetak mampu memanfaatkan citra baik sebagai sumber berita yang dapat dipercaya dengan membuat situs online. Sungguh langkah yang cerdik. Bahkan tanpa takut oplah mereka semakin turun, sebagian media cetak berani menerbitkan epaper.

Apa itu epaper? Epaper adalah versi digital dari surat kabar cetak. Jadi yang kita lihat di epaper adalah sama persis dengan yang tercetak di surat kabar. Sebenarnya epaper pertama di Indonesia sudah terbit lebih dari setahun yang lalu, tapi tentu saja semakin lama semakin banyak media cetak yang mengikuti jejak menerbitkan epaper.

Sebagian besar media cetak ini menggunakan aplikasi softpressmedia, pressmart dan issuu untuk men-digital-kan koran mereka. Mau mencoba menikmati? Ini dia daftar epaper surat kabar harian di Indonesia :

1. Kompas
2. Media Indonesia
3. Koran Tempo
4. Suara Merdeka
5. Pontianak Post
6. Jawa Pos
7. Republika
8. Riau Pos
9. Kaltim Pos
10. Pikiran Rakyat
11. Tribun Timur
12. International Bali Post
13. Pos Kota
14. Banjarmasin Post
15. Solo Pos
16. Sumut Pos
17. Batam Pos
18. Bangka Pos
19. Bali Post
20. Rakyat Aceh

Sebenarnya masih ada lagi, anda mau menambahkan?

Revolusi Mesir : Peranan Koalisi Pemuda Revolusi

Tinggalkan komentar


Image

 

 

 

 

 

 

Revolusi rakyat Mesir telah berhasil karena berbagai alasan. Di antaranya karena dimulai dari rasa sakit rakyat Mesir dan penderitaan sehingga tidak percaya terhadap rezim Mubarak. Menurut penelitian akademi adalah hasil kebijakan ekonomi terbuka yang menguntungkan kalangan tertentu dari para pengusaha dan perusahaan-perusahaan atas kemaslahan mayoritas.

Penderitaan sosioekonomi inilah yang menjadi bahan bakar kemarahan para pemuda yang telah membuktikan kepada dunia bahwa umat masih hidup, mampu mengadakan perubahan dan mengarahkan kapal perubahan di laut yang penuh dengan gelombang konspirasi internasional dan intervensi untuk mempengaruhi dan membentuk masa depan negara-negara Arab dan Islam dengan perencanaan eksternal seperti yang terjadi di Irak, yang hancur karena interfensi pihak luar, dan terjadilah apa yang terjadi di dalamnya karena banyak alasan.

Antara lain karena perubahan tidak terjadi dari dalam melalui revolusi rakyat, tetapi datang melalui tank-tank AS pada tahun 2003, setelah bertahun-tahun panjang Irak diembargo dan masa kediktatoran yang lama.

Revolusi meyakinkan bahwa rakyat Mesir lebih kuat dari diktator mana pun. Rakyat Mesir adalah rakyat yang mempunyai peradaban yang membentang sejak ribuan tahun yang dimulai dari masa Fir’aun, Qibthi (golongan Kristen) bahkan pengaruh peradaban Yunani dan Romawi pun berasimilasi di Mesir sebelum terbentuknya budaya dan peradaban Arab dan Islam di Mesir.

Rakyat Mesir telah melawan perangkat keamanan negara mereka yang termasuk di antara perangkat keamanan terbesar di dunia karena terdiri dari 1.5 juta unsur. Revolusi Mesir ini merupakan hasil dari kepintaran dan kepemimpinan kolektif dari masyarakat Mesir. Dan hal ini lah yang berperan di dalam menjaga (mengawal) hasilnya daripada diculik setelah pencapaian tujuan pertamanya.

Kecerdasan kolektif ini dipelopori oleh generasi yang disebut dengan kalangan menengah dari para pelajar di berbagai macam disiplin ilmu di dalam pemerintahan dan sektor swasta, bahkan dari orang-orang yang belajar dan bekerja di luar negeri. Kalau begitu, apa yang dihasilkannya yaitu perubahan di dalam pemikiran kalangan menengah ini yang telah lulus dari universitas-universitas selama 3 dekade yang lalu. Terlebih dengan jumlah populasi rakyat Mesir yang terus naik dari 45 juta warga pada tahun 1980 menjadi 80 juta lebih pada tahun 2010.

Faktor lainnya, keberhasilan Revolusi Mesir ini disebabkan oleh persatuan antara kelompok dan kekuatan politik di Mesir, yang berfokus pekan lalu di bawah kepemimpinan dari apa yang dikenal sebagai “Koalisi Pemuda Revolusi,” karena semua kekuatan politik ini berusaha untuk mensukseskan revolusi ini sebagai “image revolusi kerakyatan,” karena apabila dibuat di bawah kepemimpinan politik yang terpisah-pisah, sudah barang tentu hal ini akan dimatikan oleh pemerintah sejak pertama kali muncul.

Tetapi tulang punggung revolusi ini adalah aktivis muda dari gerakan yang berbeda. Beberapa dari mereka tanpa ideologi dan ada juga yang berideologi, yang menggerakan sendi tubuh masyarakat Mesir, yang meletus dan menciptakan sebuah revolusi yang jarang terjadi dalam sejarah, yaitu ketika hampir sepuluh juta dan mungkin lebih dari sepuluh juta orang dalam satu hari atau 10% dari penduduk Mesir (turun ke jalan).

Koalisi Pemuda Revolusi ini terdiri dari : Pemuda Gerakan 6 April, Pemuda untuk Keadilan dan Kebebasan, Pemuda Ikhwanul Muslimin yang ditangkapi rezim yang lalu (Rezim Hosni Mubarak) sekitar 30 ribu orang selama sepuluh tahun yang lalu, Pemuda Kampanye Kerakyatan untuk Mendukung ElBaradei, Partai Front dan para independenwan yang muncul di jejaring social di internet.

Sudah barang tentu semua ini terjadi atas dukungan dari para pemuda partai politik Mesir lainnya yang sudah ada atau yang sudah melemah di era mantan Presiden Mubarak dan sejumlah gerakan lain sebagai gerakan “kecukupan” dan “Asosiasi Nasional untuk Perubahan.” Dan partai lain di antaranya Al-Wafd dan At-Tajammu dan An-Nashiri.

Faktor lain menurut penelitian Institute for Social Research di Viktoria Australia yaitu erosi yang memakan legitimasi Negara dan institusinya, legislative, eksekutif dan keamanan yang menghilangkan kepercayaan dalam hati jutaan rakyat Mesir terhadap isnstitusi ini dan mendorong mereka untuk berdemonstrasi, oleh karena itu, ketika tentara turun ke jalan-jalan disambut oleh rakyat sebagai jaminan terakhir dari institusi Negara untuk keluar dari dilemma ini.

Perkembangan Wacana Tuntutan Revolusi

Revolusi telah menghilangkan hambatan utama bagi kemajuan rakyat Mesir, dengan runtuhnya pemerintahan Presiden Mubarak dan pernyataan pertama kalinya setelah kurang dari satu jam jatuhnya Mubarak yang merupakan harapan rakyat Mesir untuk masa yang akan datang.

Hal yang penting, kita harus membaca pernyataan yang telah disiapkan di tenda pimpinan Koalisi Pemuda Revolusi di alun-alun At-Tahrih, dan suasana pertemuan penting tersebut disiarkan oleh Al-Jazeera, dan yang dihasilkan dari diskusi para pemuda ini, yaitu sebuah pernyataan yang dibacakan di Al-Jazeera oleh Wakil Ketua Dewan Presiden, Muhammad Fuad.

Sesudah itu, kemudian teks tersebut diserahkan kepada pimpinan militer yang sekarang dijadikan sebagai mitra rakyat di dalam menyelesaikan revolusi ini. Teks pernyataan tersebut berbunyi, “Kami adalah rakyat Mesir, pemilik kedaulatan atas wilayah, nasib serta kekayaan kami yang telah diambil alih kembali dengan revolusi 25 Januari, revolusi rakyat, sipil dan demokrasi, dan pengorbanan para martirnya.

Dan setelah keberhasilan revolusi untuk menggulingkan rezim yang korup dan para pemimpinnya, kami mengumumkan kelanjutan dari revolusi damai ini sampai kemenangan dan pencapaian tuntutannya :

Pertama, pencabutan keadaan darurat segera,
Kedua, pembebasan segera semua tahanan politik,
Ketiga, pencabutan Konstitusi yang ada dan perubahannya,

Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir su Konstitusi sudah mebekukan Konstitusi Mesir. Pada hari Senin (14/2) terbentuklah sebuah komite untuk mengamandemen konstitusi negara Mesir di bawah pimpinan Kanselir dan pemikir Islam Tariq Al-Besyari dan Sobhi Saleh, seorang anggota blok parlemen dari Ikhwanul Muslimin di Parlemen Mesir tahun 2005, serta Doktor Atef Al-Banna, seorang profesor hukum konstitusi dan para Kanselir dari Pengadilan Agung Konstitusi, dan Hassanein Abdel-’Al dari Universitas Kairo, dan Mohamed Bahi Younis dari Universitas Aleksandria dan Kanselir Mahi Sami Wakil Presiden Agung Mahkamah Konstitusi dan lain-lainnya.

Komisi ini akan terus bekerja selama sepuluh hari ke depan untuk mengamandemen pasal-pasal dari Konstitusi terkait dengan reorganisasi sistem politik dan pemilu. Tentara Nasional Mesir telah berjanji akan mengatur proses referendum atas amandemen Konstitusi ini dalam jangka waktu dua bulan, sebagai langkah awal dari kekuasaan sipil yang demokratis).

Keempat, pembubaran Majelis Rakyat, Majelis Syura dan Dewan Legislatif lokal, ( Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir benar-benar telah membubarkan Majelis Rakyat dan Dewan Syura) .

Kelima, pembentukan majelis pemerintahan presidensial yang transisi yang terdiri dari lima anggota, termasuk tokoh militer, dan empat tokoh dari sipil yang diakui untuk patriotisme mereka dan disetujui oleh semua, dengan catatan untuk setiap anggota tidak berhak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pertama yang akan datang.

Keenam, membentuk pemerintahan transisi yang terdiri dari kompetensi dan independen nasional, tidak termasuk aliran politik atau partisan yang mengurus urusan negara dan penyedia bagi penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas dan pemilihan yang adil pada akhir masa transisi untuk jangka waktu tidak lebih dari sembilan bulan, dengan catatan tidak boleh anggota dari pemerintahan transisi ini mecalonkan diri sebagai presiden atau anggota dewan di pemilu legislatif dan presiden pertama nanti.

Ketujuh, membentuk susunan dewan kepengurusan inti “Jam’iyyah Ta’sisiyyah” untuk pengembangan konstitusi demokratis yang baru sesuai dengan konstitusi demokratis tertua dan perjanjian internasional hak asasi manusia, dan direferendumkan ke rakyat dalam waktu tiga bulan dari deklarasi pembentukan susunan dewan kepengurusan.

Kedelapan, kebebasan untuk membentuk partai politik berdasarkan dasar-dasar sipil, demokratis dan damai, tanpa syarat atau kualifikasi.

Kesembilan, peluncuran kebebasan pers dan pertukaran informasi.

Ksepuluh, peluncuran kebebasan untuk mengorganisir semua jenis serikat dan organisasi masyarakat sipil.

Kesebelas, pembatalan semua pengadilan militer dan luar biasa dan semua putusan-putusan yang dikeluarkan oleh mahkamah terhadap rakyat sipil.

Keduabelas, akhirnya, kami rakyat Mesir memohon dari Tentara Nasional Mesir yang berbakti sebagai generasi dari rakyat yang besar ini yang menjaga darah rakyat dan menjaga keamanan dalam negeri dalam revolusi besar untuk mengumumkan adopsi penuh dari semua keputusan dan tuntutan revolusi dan bergabung secara totalitas dengan rakyat. “

Data pergerakan dan tren politik telah menyebar, memperlihatkan perkembangan wacana revolusi Mesir. Di dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal 14 Februari 2011 oleh koalisi para pemuda revolusi yang memfokuskan demonstrasi mereka untuk 3 tuntutan lainnya, yaitu : (1) pembubaran partai nasional yang berkuasa sebelumnya yang kantor pusatnya telah banyak dibakar oleh para demonstran, bahkan website-nya tidak aktif lagi, (2) penghapusan perangkat Investigasi Keamanan Negara, dan (3) penghapusan undang-undang kepartaian sekurang-kurangnya dalam jangka waktu sepuluh hari dan penyusunan undang-undang baru sekurang-kurangnya dalam jangka waktu satu bulan.

Selain 15 tuntutan tersebut yang ditegaskan juga oleh Ikhwanul Muslimin dan akan segera akan menyusul pengumuman tentang partai politik, ternyata ada yang menuntut agar kasus-kasus korupsi dan kasus-kasus administrasi di semua sektor segera diusut dan diungkap dan semua kasus tersebut dibawa ke meja hijau. Juga ada tuntutan agar segera dilakukan investigasi atas para penyerang/penembak yang menewaskan sebagian demonstran dan ratusan demonstran lainnya hilang selama satu bulan terakhir ini.

Pertanyaan Masa Depan Mesir

Sesungguhnya revolusi ini telah mencapai bagian pertama dari tujuannya dan menang atas kemauan kekuatan-kekuatan luar (asing) yang ingin mempertahankan rezim yang digulingkan. Walaupun rezim itu menjadi rezim penerima bantuan militer AS kedua terbesar di dunia setelah Israel.

Tetapi untuk membangun apa yang telah dihancurkan selama dekade terakhir ini perlu perjuangan yang berlanjut, dan jalan menuju pencapaian mimpi-mimpi revolusi masih berduri dan banyak tantangannya. Karena tujuan menjatuhkan rezim telah menyatukan semua kekuatan politik.

Apakah perhatian dan agenda nasional akan tetap di atas semua kepentingan pribadi, partisan dan politik sampai Mesir mencapai daratan yang aman yaitu sistem yang adil agar rakyat bisa hidup dalam keadaan aman, sejahtera dan memiliki stabilitas. Atau perbedaan akan merembes ke barisan revolusioner dalam hal bagaimana mengarahkan revolusi ini di minggu dan bulan-bulan mendatang.

Dan ada kekhawatiran bahwa revolusi ini akan dipalingkan oleh pihak asing atau lokal dari tujuan utamanya dengan dipetiknya buah atau hasil revolusi ini oleh pemimpin politik yang tidak mengindahkan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, tokoh-tokoh demonstran berkata kepada rakyat Mesir untuk tetap waspada, karena revolusi mereka ini baru mencapai tujuan pertamanya saja.

Para pemuda revolusi ini merasa khawatir bahwa kegembiraan rakyat Mesir akan dihancurkan dengan lambatnya revolusi ini atau tidak tercapainya tujuan revolusi yang tuntutan tersebut. Rasa khawatir bahwa revolusi ini akan diculik, sehingga mendorong para pemuda membentuk Majelis Rakyat Sementara atau Majelis Koordinasi Penggerak Revolusi yang mewakili semua kalangan yang berperan di dalamnya. Dan tentara akan menulis sejarah baru apabila mereka merespon semua tuntutan ini dan melaksanakan sepenuhnya.

Revolusi Mesir masih terancam gagal jika tidak tercapai tujuannya sebagaimana dikatakan oleh tokoh-tokoh demonstran. Dan rakyat Mesir yang telah meledak kekuatannya dengan semangat yang tinggi mampu untuk bergerak lagi. Karena semangat ini kembali hidup di hati rakyat Mesir, dan semangat ini akan menjaga keberlangsungan revolusi ini, yang nantinya akan terlihat kembali di dalam kebangkitan ekonomi yang ditunggu-tunggu.

Dua sistem di dunia Arab telah berubah dan ada yang lain sedang dalam proses perubahan, Hal ini terjadi setelah negara-negara Barat dan Timur sudah lama menggunakan satu pola dari situasi perpolitikan dengan sekutunya di dunia Arab.

Tapi Dunia mau tidak mau (terpaksa) harus memikirkan sebuah metode baru dalam berinteraksi untuk menghadapi gelombang demokrasi dan kebebasan baru di dunia Arab. Di antara negara-negara yang konsen terhadap situasi di Timur Tengah, yaitu Eropa dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat, yang sangat konsen terhadap peralihan demokrasi di dunia Islam seperti di Indonesia, Bangladesh dan Pakistan dan di negara-negara lainnya. Menurut laporan majalah Time Amerika pada tanggal 11/2/2011 menyatakan bahwa pemrintah Amerika sedang menyiapkan sebuah rencana untuk mendukung oposisi Mesir dalam rangka mendukung reformasi konstitusi, pengembangan demokrasi dan penyelenggaraan pemilu di Mesir.

Amerika Serikat memiliki sejarah yang panjang di dalam mendukung gerakan oposisi di banyak negara yang telah mengalami atau sedang menjalani perpindahan politik sebagai salah satu cara diplomasi luar negeri Amerika terhadap negara-negara tersebut. Apakah dukungan Amerika ini akan mempengaruhi Mesir dan sampai sejauh mana?

Dan kalau kita melihat ke masa depan Mesir, maka kita jangan melupakan peran Mesir dari sisi agama dan budaya, setelah mundurmya peran Al-Azhar sebagai rujukan penting keagamaan yang moderat bagi Ahlu Sunnah (Sunni) di dunia selama dekade terakhir ini. Sesungguhnya reformasi yang terjadi di dalam Lembaga Al-Azhar pada waktu sekarang ini, bisa mengembalikan statusnya dalam restrukturisasi kebijakan dan peran Mesir dalam urusan Arab dan Islam supaya bersinergi antara peran politik Mesir luar negeri dengan peran Al-Azhar terhadap isu-isu umat Islam di dunia. Dan inilah harapan bangsa Arab dan umat Islam dari Mesir di abad 21 ini.

Semua akan memantau masa depan pengalaman revolusi dan reformasi Mesir ini yang mungkin menjadi awal perubahan atau gelombang gerakan kebebasan yang kedua di kawasan Arab di awal abad ini, seperti efek dari ide-ide reformasi yang berasal dari Mesir di awal abad yang lalu yang dampaknya menyebar ke Asia dan Afrika dengan gelombang gerakan pembebasan yang pertama dari penjajahan asing. Dan tanda-tanda kemarahan rakyat nampak yang akan berdampk ke seluruh Timur Tengah. Sohaib Jassim/Kepala Perwakilan Aljazeera di Jakarta.

LOGIKA, FORMAL, MATERIAL, DAN DEDUKSI

Tinggalkan komentar


Logika, seperti telah kita bahas dalam uraian sebelumnya, memiliki materi yang sederhana tapi juga mendasar. Walaupun telaah lanjutannya dapat menghasilkan suatu pengkajian yang super sulit bin sukar, tapi kita sebenarnya tidak membutuhkan model kajian yang serupa itu. Kalau dapat dibuat mudah, kenapa tidak? Ini yang akan kita pelajari dalam pembahasan kali ini. Supaya hal ini terlaksana, kita akan bahas kasus yang dialami oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya kita punya kasus seperti ini:

Aslam adalah seorang petani. Ia bekerja membanting tulang setiap hari. Selepas Subuh, ia langsung berangkat ke sawah untuk memulai pekerjaan sebagai seorang penggarap. Dari mulai mencangkul lahan, membenihkan padi, menanam bibit, memupuknya, menyiangi rumput yang ikut tumbuh, membenarkan galangan sawah yang bolong-bolong oleh ketam atau rusak diterjang anak-anak, mengatur air agar selalu menggenang, mengusir burung yang hinggap saat padi hendak matang, hingga memanen padi, menimbang, lalu menjualnya ke pasar. Semua pekerjaan ia lakukan sendiri.

Suatu saat, ia mengeluh karena merasa capai dengan semua pekerjaannya itu. Ia mengeluh pada istrinya. Kata Aslam, “Bu, coba aku sekolahnya bisa sampai tamat SD. Atau, kayak Samir itu lho! Sarjana, punya titel, kerja kantoran, gak kepanasan, juga dapat gaji tiap bulan. Gak kayak aku ini. Sehari-hari ya cuma dapat pas-pasan. Kadang cukup, kadang nggak.” Istrinya menjawab: “Ya sudah. Bapak terima nasib aja. Yang penting, anak-anak kita ga kayak bapaknya.”

Sekarang, coba analisis kasus di atas dengan menggunakan logika. Jawaban seperti apa yang bisa dihasilkan oleh Logika atas kasus di atas? Mau tahu jawabannya?..
Satu-satunya jawaban yang dapat diberikan oleh Logika Formal untuk kasus di atas adalah bahwa dalam kasus ini Aslam menggunakan pola pikir Induktif. Kenapa demikian? Ini karena Aslam menyimpulkan sesuatunya berdasarkan pada banyak pekerjaan yang ia lakukan. Akan tetapi, kalau menggunakan format Logika Material, kasus di atas menyimpan masalah tentang fakta yang tak diungkapkan. Misalnya, apakah ketika panen padi Aslam tidak dibantu oleh satu orang pun? Berapakah luas sawah yang digarap oleh Aslam sehingga ia dapat melaksanakan semua pekerjaannya itu sendirian?

Nah, dengan jawaban ini kita sudah masuk dalam pembahasan istilah baru dari kajian Logika. Mungkin Anda sudah menangkap maksudnya. Tetapi, kalau belum jelas, saya akan paparkan satu-satu.

Logika Formal dan Logika Material adalah salah satu model dari pembagian Logika. Formal di sini dimaksud sebagai suatu pengertian yang mengacu pada bentuk baku yang telah ditetapkan untuk suatu hal berdasarkan kaidah-kaidah logika. Sedangkan Material, ini dimengerti sebagai isi dari suatu hal yang dapat dibuktikan atau dapat diverifikasi (diuji) kesahihannya berdasarkan pada kenyataannya di dunia. Bingung? (Bagus kalau bingung. Itu baru namanya belajar logika. Bukan belajar bahasa lho! 😉 )

Contoh di bawah ini akan lebih menjelaskan.

(Contoh 1)

Misal, kita punya dua pernyataan:
(1) Semua manusia itu akan mati
(2) Aslam itu manusia

Kesimpulannya akan menjadi:
(3) Aslam itu akan mati

Contoh di atas ini merupakan suatu pola pikir Deduktif yang lolos dari ujian Logika Formal maupun Material. Kenapa? Ini karena tiga pernyataan di atas sudah memenuhi syarat baku dalam kaidah Formal, maupun benar secara isi seperti yang dikehendaki dalam syarat Material. Berikut kaidah Formal dalam logika yang dimaksud.

(1.1) A is B
(2.1) C is A
————
(3.1) C is B

Keterangan:
Pernyataan 1.1 disebut dengan Premis Mayor (Pernyataan Umum).
Pernyataan 2.1 disebut dengan Premis Minor (Pernyataan Khusus).
Pernyataan 3.1 disebut dengan Konklusi (Kesimpulan).
Kata “is” ini disebut dengan Kopula (atau mirip dengan lambang “=” dalam Matematika).
Kata “itu”, “ini”, atau “adalah” biasa digunakan sebagai Kopula untuk pernyataan logis dalam bahasa Indonesia.

Terus bagaimana dengan syarat Materialnya? Bagaimana penjelasannya?

Kita berikan satu contoh lagi di bawah ini agar dapat Anda bandingkan.

(Contoh 2)
(1.2) Semua manusia itu berumur panjang
(2.2) Aslam itu manusia
——————————————–
(3.2) Aslam itu berumur panjang

Pada contoh terakhir, walaupun sudah memenuhi syarat sesuai dengan kaidah Formal di atas, kita bisa mengetahui bahwa kesimpulannya keliru. Contoh 2 ini menyimpulkan bahwa Aslam itu akan memiliki umur yang panjang. Padahal, mungkin saja kalau Aslam ini berumur pendek. Jadi, untuk contoh 2, kita dapat mengatakan bahwa contoh ini valid/sahih secara formal tetapi keliru secara material.

Terakhir, mungkin Anda masih penasaran dengan dua istilah ini, yaitu: Induktif dan Deduktif. Untuk istilah Deduktif, saya sudah berikan contohnya dalam contoh 1. Begitulah yang disebut pola pikir Deduktif. Sedangkan untuk Induktif, inilah contohnya:

(Contoh 3)
(1.3) Aslam itu akan mati
(2.3) Aslam itu manusia
————————————
(3.3) Semua manusia itu akan mati

Jadi, Anda bisa bandingkan contoh 1 dan contoh 3 ini. Semua pernyataannya sama persis. Hanya saja, dalam contoh 1, pernyataan 3.3 ada dan berlaku sebagai Premis Mayor. Sedangkan pada contoh di sini, pernyataan tersebut malah menjadi Konklusi.

Sekarang, mudah-mudahan Anda dapat mempelajarinya dengan baik dan memahami serba sedikit dari pembahasan Logika beserta model penerapannya dalam menganalisis kehidupan sehari-hari. Oya, sebagai tambahan informasi, kaidah Formal yang dimaksud di atas dalam kajian Logika dinamakan dengan Silogisme. Penemunya adalah filsuf masyhur yang pernah menjadi guru Alexander Agung (356-323 SM). Beliau tidak lain daripada Aristoteles (384-322 SM) atau sang Father of Logics.

Older Entries